Sabtu, 23 April 2011

JUJUR DAN ISTIQAMAH

Berat dalam menjalankan usaha adalah kemudahan meraih kesuksesan pada masa yang akan datang. Berat dan ringan persoalan memang relatif menurut ukuran masing-masing pelaku usaha. Mereka yang baru muncul di arena 'bisnis rumah tangga' layaknya kami, tentu sebagian uang modal yang tiba-tiba 'raib' karena satu dan lain hal menjadi beban yang cukup berat. Roda usaha harus terus berjalan. Meski sebagian modal tersangkut di pihak lain.
Kami sibuk membenahi pola kerja sama. Sementara pihak lain ada yang justru sibuk membuat pernyataan dan klaim akan kekeliruan yang kami perbuat. Menjadi nyata, bahwa usaha yang dilakukan dengan mengedepankan aspek ridha Allah SWT, pasti membuat pelakunya tenang. Kegundahan dan kegelisahan hampir tidak dijumpai bagi usahawan yang memiliki kemampuan menjaga hak-hak Allah SWT di atas hak-hak lainnya.
Karena yang utama adalah segenap usaha yang dilakukan demi menggapai ridha-Nya. Tanpa keridhaan dari-Nya mustahil usaha yang dikerjakan mampu menambah keimanan dan ketaqwaan. Karena itu sikap jujur dan istiqamah menjadi pilar utama dalam mengembangkan usaha. Sementara problem dalam melakukan kerjasama dapat diselesaikan dengan cara komunikasi dengan pihak yang terkait. Bukan dengan membuat pernyataan dengan maksud mencari dukungan, iba, perhatian, bahkan pembenaran atas kecerobohan yang terjadi.
Selesaikanlah dengan cara-cara Islam.
Ada kasus A dan B bekerjasama. A memproduksi barang dagangan dan B siap memasarkannya. Ketentuannya B membeli barang hasil produksi A. Konsekuensinya barang tidak laku menjadi tanggung jawab sepenuhnya B.
B memasarkan ke sejumlah retailer (pengecer). Suatu ketika, B tidak bisa melayani rutinitas mengirim barang ke pengecer. Langkah A menghubungi B untuk menggantikan kiriman yang biasa dilakukan B ke sejumlah pengecer. Dan pihak B pun mengijinkannya. Pada saat yang sama pihak B memiliki tanggungan kepada A yang belum diselesaikan sejumlah beberapa kali membawa hasil produksi A.

Namun yang terjadi, pihak A dianggap telah merebut pelanggan B. Pihak B merasa hal itu adalah salah. Kemudian pihak A seketika meminta maaf dan menghentikan semua pengiriman yang telah diklaim sebagai pelanggan B.

Selang beberapa saat, pihak A yang telah merintis dengan berbagai hambatan mencoba bangkit dari keterpurukan kerja sama dengan B. Mengalirlah rizki yang telah dijanjikan jika sumber pijakan adalah ridha-Nya. Beberapa hari ada sejumlah pembeli datang dan siap ikut memasarkan. Dikatakan sejumlah pembeli karena yang terjadi setidaknya ada 3 orang yang siap melakukan kerja sama. Sikap optimis yang dibangkitkan dari seorang mukmin akan memberikan pengaruh positif. Dan tunggulah keajaiban-keajaiban berikutnya karena semua datang dari arah yang tak disangka. Jika mereka mau disiplin, jujur dan istiqamah.

Salam

Imoet