Sabtu, 02 Juli 2011

AHLI FITNAH

Seri Kaos Oblong

oleh Nur Adi Septanto pada 02 Juni 2010 jam 0:33
AHLI FITNAH

Ahli fitnah di dunia ini tidak senang melihat bahagia diraih orang lain. Bahagia hanya diperuntukkan bagi ahli fitnah. Karena itu para ahli fitnah menyukai konflik, perseteruan, keributan, dan ketidakmenentuan. Kesengsaraan orang lain menjadi target. Meski kadang si ahli fitnah merasakan sengsara pula. Tapi kesengsaraan si ahli fitnah 'dibuai' kesuksesan membuat orang lain menderita. Itu bedanya. Meski sama-sama menderita dan sengsara. Si tukang fitnah sengsara karena memang sudah sengsara dari semula. Tapi si tukang fitnah merasakan sensasi 'bahagia semu' dengan keberhasilan menyengsarakan orang lain.

Ahli fitnah sibuk dengan usaha ilegal non struktural melukai nilai-nilai kebenaran. Mengapa? Ilegal karena setiap usaha memfitnah adalah kegiatan kebatilan. Dan jelas jadi konconya syetan. Non struktural maksudnya adalah si ahli fitnah memanfaatkan jaringan di luar sistem yang ada. Sewa orang-orang tidak waras untuk melakukan aksi nekat, brutal, dan anarkis guna mengguncang stabilitas sosial. Agar terjadi kekacauan dan keributan. Ramai dibicangkan tapi tidak tahu mana ujung pangkalnya. Dikatakan melukai kebenaran karena memang ahli fitnah telah melakukan perusakan tatanan nilai kebenaran. Orang lain dituduh berbuat curang, dusta, fitnah, dan adu domba. Sementara dirinya yang melakukan tindakan nista mengunggulkan, menyombongkan, dan membanggakan kebenaran yang diyakininya. Si ahli fitnah tidak menilai diri. Adakah tindakannya sejalan dengan syariat? Atau melanggar syariat?

Si ahli fitnah akan berhadapan dengan Mahkamah Ilahi.

Hikmah
Ahli fitnah ada di mana-mana. Tidak saja di jalur Ghazzah, Palestina, yang hari-hari ini diberitakan mengalami cobaan berat. Fitnah yang dilancarkan Israel telah merenggut banyak jiwa.
Ahli fitnah ada di mana-mana. Di dunia ini setiap usaha menjunjung al-haq selalu berhadapan dengan ahli batil. Ahli batil ini salah satunya ya ahli fitnah itu.
Di Indonesia banyak ahli fitnah.
Di Jawa juga tidak mungkin bersih dari ahli fitnah.
Di pesisir utara, timur, barat, maupun selatan Jawa bergelimpangan ahli fitnah.
Mereka hidup di tengah masyarakat.
Mereka berbahasa seperti bahasa kita.
Mereka berkulit seperti kulit kita.
Mereka makan seperti makanan kita.
Mereka kecil, maka untuk membesarkannya dengan cara memfitnah.
Mereka lemah, maka untuk reposisi kekuatan dipilih praktik fitnah. Mungkin efektif. Efektif menghancurkan pihak yang diinginkan hancur, tanpa harus berhadapan frontal.
Mereka sebenarnya takut, maka untuk menjadi berani digunakan cara fitnah.
Mereka hina, maka untuk memuliakannya diperlukan langkah praktis yaitu memfitnah.

Kelakar

Memfitnah lebih kejam dari pada tidak memfitnah
Fitnah lebih kejam dari pada fitness
· · Bagikan · Hapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar